Batu yang kembali lagi
Ivan Anderson, ahli pengetahuan alam dan penulis terkenal, mengunjungi perkebunan karet di sumatera tahun 1928, tempat dia berpartisipasi dalam apa yang mungkin hiburan paling aneh sepanjang hidupnya. Makan malam sudah usai, dan semua orang berkumpul di beranda. Tiba-tiba, batu-batu kecil mulai menghujani lantai beranda tadi dari kegelapan diluar sana. Kemudian, sanderson berkata
Tuan rumah memberitahu kami bahwa batu-batu kecil ini berulang kali datang, terutama pada malam tertentu dan yang biasanya tenang, tetapi yidak terlalu gelap. Ketika semua orang merasa heran dan skeptic, tuan rumah kami kemudian meminta kami untuk memberi tanda pada batu-batu dengan cara yang kami kehendaki dan melemparkannya kembali kemanapun dalam vegetasi yang tumbuh amat rapat atau sekitar halaman atau rumah. Untuk member tanda batu-batu tadi dia mengambil kapur dari mejanya, sebatang kikir, dan pensil. Kaum perempuan menggunakan pemerah bibirnya, dan kami menggunakan berbagai bentuk dan alat. Kami semua melemparkannya kembali sekat atau jauh kea rah yang dapat dipikirkan. Hampir semua, tetapi memang tidak semua batu bertanda itu kembali ke beranda dalam waktu beberapa detik, beberapa batu kembali setelah beberapa menit. Saya akan mengatakan bahwa paling sedikit sekitar lima puluh batu diberi tanda dan dilemparkan di malam itu. Saya dapat menjamin kenyataan bahwa secara mutlak tidak mungkin bagi manusia manapun untuk mencari, menemukan, dan melemparkan balik batu bertanda dalam kelebatan vegetasi dengan mengumpulkan dan meneliti seluruh permukaan
William G Roll, the poltergeist, p 38
Dikutip dari “misteri yang tersembunyi monster dan lain-lain, lucky publisher, drs Alexander sindoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar